Sabtu, 27 Desember 2014

RISET AKUNTANSI



RISET AKUNTANSI

    A.    Pengertian riset akuntansi
Riset akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang sudah ada lebih dari seratus tahun yang lalu. Riset Akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang akuntansi. Hasil dari riset akuntansi ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Dimana fenomena sosial tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori.
Proses mencari kebenaran dimulai dengan cara dogamtis dimana kebenaran berasal dari orang atau pihak ataupun lembaga yang diberi dan diyakini memiliki otoritas untuk menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara normatif dengan menggunakan logika ilmiah, serta pemikiran yang sehat. Dari cara normatif ini berkembang lagi sehingga kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat pada kenyataan yang ada dilapangan yaitu fenomena sosial. 

    B.     Metode Penelitian
Ada beberapa metode yang digunakan dalam suatu penelitian. Metode-metode ini tergantung kepada suatu problem atau masalah penelitian yang akan dibahas. Tentunya akan berbeda antara metode penelitian untuk ilmu eksakta dengan metode penelitian untuk ilmu sosial. Tetapi dalam ilmu sosial pun memiliki perbedaan metode penelitian. Bahkan dalam ilmu akuntansi pun ada beberapa metode yang akan dipakai dalam suatu penelitian.
Dari perbedaan metode yang digunakan diatas, maka secara garis besar ada tiga cara yang dipilih, yaitu :
1.      Metode Kuantitatif
Yaitu metode yang menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengidentifikasi dan mengolah variabel yang muncul dari suatu problem atau masalah yang akan dijawab.
2.      Metode Kualitatif
Yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran terlebih dahulu.
3.      Metode Campuran antara Kuantitatif dan Kualitatif
Metode ini menggambungkan dari dua metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode kualitatif dan sebagian lagi menggunakan metode kuantitatif.

C.    AKUNTANSI: SENI ATAU SAINS?
Selama ini, literatur-literatur akuntansi mengembangkan suatu debat berkepanjangan menyangkut pertanyaan mengenai apakah akuntansi merupakan sebuah ilmu (sains). Mereka yang berpendapat bahwa akuntansi adalah seni atau keahlian menyarankan agar keahlian akuntansi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pedagang yang baik harus diajarkan dan memerlukan adanya pendekatan “legalistik” terhadap akuntansi. Para pendukung akuntansi adalah ilmu yang sebaliknya menyarankan agar mengajarkan model pengukuran akuntansi untuk dapat memberikan pandangan yang lebih konseptual kepada para mahasiswa akuntansi mengenai apa yang hendak dilakukan oleh akuntansi akrual konvensional dalam memenuhi sasaran umum guna melayani kebutuhan para penggunanya dan untuk menumbuhkan pemikiran-pemikiran kritis di bidang akunatansi dan perubahan-perubahan dinamis yang terjadi di dalamnya. Bagaimana akuntansi itu diajarkan, apakah sebagai keahlian ataupun sebagai ilmu, akan mempengaruhi cara pandang terhadap bidang studi ini dan kesiapan dari para siswa yang memilih untuk mengambil akuntansi sebagai jurusan utamanya hingga nanti pada akhirnya ia akan turut bergabung dalam profesi akuntansi.
Teori baik dalam segi normatif maupun positif dan ilmu akuntansi yang ditempatkan di awal dan tidak hanya di belakang kurikulum akan dapat membantu para siswa dalam memahami akuntansi secara lebih baik untuk lebih siap terhadap perubahan-perubahan dalam praktik, hingga sampai kepada pengambilan kebijakan yang llebih baik. Argument yang disebutkan terakhir tadi sangat sesuai dengan pandangan yang dikenal luas saat ini bahwa akuntansi adalah suatu ilmu sosial yang lengkap. Argumentasi ini dijabarkan dengan sangat tepat oleh Mautz sebagai berikut:
Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial; akuntansi berkepentingan dalam transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial; akuntansi menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.
Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap ke dalam atmosfer lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya perpecahan dalam bidang profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan telah terjadi perpecahan di antara komunitas praktisi dan akademisi akuntansi, yang khususnya dikarakteristikkan oleh kurangnya minat dan perhatian yang sama. Hal ini dibuktikan oleh respons yang diberikan terhadap survey AICPA atas para anggota institusi di bidang pendidikan berikut ini:
1.      Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah adanya kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi akuntansi.
2.      Riset akuntansi yang saat ini kebanyakan dijalankan tidak relevan sama sekali dengan akuntansi di dunia nyata.
3.      Para pengajar seringkali kurang berinteraksi dengan para praktisi.
Sterling (1975 and 1979) menegaskan bahwa istilah “seni” sangat tergantung pada interpretasi personal praktisi. Sedangkan “sains” tergantung pada prosedur-prosedur pengukuran khusus yang ketat. Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefinisikan masalah. Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari aset atau elemen lain yang diukur.
Namun demikian, akuntansi sebagian besar berkaitan dengan unsur manusia, yang kurang terkendali daripada fenomena fisik yang diukur dalam ilmu alam (sains). Karenanya, kita bisa memperkirakan akuntansi, bersama dengan ekonomi dan ilmu-ilmu sosial lainnya, adalah kurang akurat dalam pengukuran dan prediksi dibandingkan dengan ilmu alam.


     D.    Arah Riset Akuntansi
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau arahan riset akuntansi.Pendekatan-pendekatan ini mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset normatif murni pada generasi yang lalu.
     1    .      Pendekatan Model-Keputusan (The Decision-Model Approach)

Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit value dan discounted cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini tidak menyatakan informasi yang diinginkan pengguna melainkan lebih berkonsentrasi pada informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu diingatkan bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi tersebut.

     2.      Riset Pasar Modal (Capital Market Research)

Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan harga saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak bias terhadap informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat merefleksikan secara utuh semua informasi yang tersedia untuk publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui sebagai efficient market hypothesis atau hipotesis pasar efisien. Ketika informasi secara cepat direfleksikan dalam harga sekuritas, maka ada permintaan untuk meningkatkan pengungkapan akuntansi.

    3.      Riset Keperilakuan (Behavioral Research)

Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat keputusan dan informasi apa yang mereka perlukan. Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan yang terkendalikan dengan seksama. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari pengguna (users). Riset lain menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial.

    4.      Teori Agensi (Agency Theory sering disebut Contracting Theory)
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah topik penting dalam riset akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan pelaksanaan di antara kelompok yang beragam.
Pada teori ini, individu bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik bagi mereka, perusahaan merupakan titik pertemuan (intersection) berbagai tipe hubungan kontraktual antara manajemen, pemilik, kreditur, dan pemerintah. Berkaitan dengan biaya pengawasan dan penguatan hubungan antara berbagai kelompok riset informasi ekonomi, memfokuskan pada biaya untuk menghasilkan informasi akuntansi.

    5.      Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam menghasilkan informasi akuntansi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah analitis/deduktif. Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa situasi dalam analisanya. Hal ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori informasi adalah menentukan bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen).

   6.      Riset Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam peran sosial akuntan.Critical Accounting merupakan perpaduan gabungan dua area dari akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut. Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan pada masyarakat.Riset Critical Accounting meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar