Rabu, 20 Mei 2015

CAPITAL BUDGETING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1                Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.

1.2Rumusan Masalah
1.2.1        Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
1.2.2        Pentingnya Capital Budgeting
1.2.3        Klasifikasi Proyek    
1.2.4        Tahapan Capital Budgeting
1.2.5        Proses Capital Budgeting
1.2.6        Post Audit



1.3   Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )
1.3.2        Untuk mengetahui seberapa Pentingnya Capital Budgeting
1.3.3        Untuk mengetahui pembagian Klasifikasi Proyek    
1.3.4        Untuk mengetahui bagaimana Tahapan Capital Budgeting
1.3.5        Untuk mengetahui cara Proses Capital Budgeting
1.3.6        Untuk mengetahui tentang Post Audit
1.4.  Manfaat
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting dan apa pentingnya bagi sebuah perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal ).
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) Istilah penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipmen baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal Capital Budgeting ) adalah Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. DefinisiCapital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesmentsconsistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan berakhir).
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yanglama..
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.

2.2        Pentingnya Capital Budgeting
1.                Keputusan Capital Budgeting akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga akan kehilangan fleksibilitasnya

Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan mengunci perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva didasarkan atas penjualan yang diharapkan dimasa depan. Maka keputusan untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam jangka waktu 10 tahun membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun. Akhirnya keputusan penganggaran modal akan menentukan arah strategis perusahaan karena perusahaan bergerak ke arah produk, jasa atau pasar baru yang harus didahului dengan pengeluaran  modal.

2.                Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva

Contoh perusahaan berusaha beroperasi mendekati kapasitas sepanjang waktu , selama 4 tahun, PT A telah mengalami permintaan secara besar-besaran secara tiba-tiba yang bersifat tidak rutin sehingga perusahaan terpaksa menolak permintaan tersebut. Oleh karena itu PT A merecanakan untuk menambah kapasitas produksi dengan menyewa gedung tambahan dan membeli peralatan produksi yang baru yang diperlukan untuk kegiatan produksi, untuk itu diperlukan waktu 6-8 bulan agar kapasitas produksi dapat digunakan , namun pada saat itu perminttan mulai menurun, karena perusahaan lain mempunyai kapasitas yang mencukupi. PT A mulai merencanakan meramalkan permintaan secara tepat dan merencanakan kebutuhan kapasitasnya satu tahun sebelumnya atau lebih maka perusahaan mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar.

3.                Pengeluaran Modal sangatlah Penting

Perusahaan dalam mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan produksi, perusahaan harus mempunyai dana yang cukup dan memadai karena untuk mencukupi semua kebutuhan perusahaan mengeluarkan dana yang besar. Jumlah uang yang besar yang dikeluarkan perusahaan tidak dapat tersedia secara otomatis oleh karena itu, Untuk mencukupi itu semua perusahaan harus memikirkan program pengeluaran modal yang besar dengan merencanakan membuat capital budgeting dana jauh-jauh hari sebelum dana itu tersedia.


2.3      Klasifikasi Proyek     
Menganalisis usulan pengeluaran modal bukanlah pekerjaan yang gratis-analisis ini memang bermanfaat tetapi juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk jenis proyek tertentu analisis yang terinci relative lebih terjamin, sementara untuk yang lainnya harus digunakan prosedur yang lebih sederhana. Perusahaan biasanya mengkategorikan proyek dan kemudian menganalisis dalam setiap kategori dengan cara yang berbeda

1.      Penggantian : pemeliharaan bisnis
Kategori ini terdiri dari pengeluaran untuk mengganti peralatan yang usang atau rusak yang digunakan dalam membuat produksi yang menguntungkan. Proyek penggantian ini diperlukan jika perusahaan ingin melanjutkan usahanya. Isu satu-satunya disisni adalah

a.         Apakah operasi ini harus dilanjutkan?,
b.        haruskah kita melanjutkan pengguankan proses produksi yang sama?
Pada umumnya jawabannya adalah YA, sehingga keputusan pemeliharaan dibuat tanpa melalui proses keputusan yang rumit

2.      Penggantian : pengurangan biaya
Kategori ini termasuk pengurangan untuk mengganti peralatan yang usang, tujuannya adalah untuk menurunkan biaya tenaga kerja, bahan dan input lannya seperti listrik. Keputusan ini adalah bijaksana dan secara wajar biasanya menggunakan analisis terperinci

3.      Ekspansi produk atau pasar yang ada
Kategori ini termasuk pengeluaran untuk meningkatkan output produk yang sudah ada, atau memperluas outlet ritel atau fasilitas distribusi dalam pasar yang sekarang dilayani. Keputusan ini lebih kompleks karena memerlukan peramalan eksplisit tentang pertumbuhan permintaan
 
4.      Ekspansi kedalam produk atau pasar baru
Kategori ini investasi untuk menghasilkan produk baru atau untuk memperluas  ke daerah geografi yang saat ini tidak terlayani. Proyek ini melibatkan keputusan startegis yang dapat mengubah sifat mendasar bisnis dan biasanya membutuhkan pengeluaran uang dalam jumlah besar dan pengembalian uang yang lebih lambat. Dalam proyek ini selalu diperlukan analisis yang terperinci dan keputusan akhir biasanya dibuat oleh pihak direksi sebagai bagian dari rencana strategis perusahaan

5.      Proyek pengamanan dan atau lingkungan
Kategori ini meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pemerintah, perjanjian tenaga kerja atau polis asuransi. Pengeluaran ini disebut investasi wajib dan biasanya  menyangkut proyek tanpa pendapatan. Bagaimana mereka menangani proyek ini tergantung pada ukurannya.

6.      Lainnya
Kategori ini termasuk gedung perkantoran, tempat parkir, dan sebagainya, bagaimana kategori ini ditangani bervariasi diantara perusahaan.

2.4      Tahap – tahap Capital Budgeting

1.        Biaya proyek harus ditentukan
2.        Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva
3.        Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)
4.        Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5.        Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6.        Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya

2.5                Proses Capital Budgeting
Proses Capital Budgeting terdiridari 5 langkah yang salingberkaitan, yakni:
1.     Pembuatan Proposal Anggaran Dana
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

2.     KajiandanAnalisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya.

Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.

3.     PengambilanKeputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.

4.     Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.

5.     Follow Up (tindaklanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.

Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.

2.6                   Post Audit
Aspek penting dari proses capital budgeting adalah post audit yang melibatkan
a.       Perbandingan hasil aktual dengan hasil yang diprediksikan oleh sponsor proyek
b.      Penjelasan mengapa setiap perbedaan ini terjadi

Post audit memiliki 2 tujuan utama yaitu
a.       Memperbaiki Ramalan
Ketika pengambilan keputusan dipaksa membandingkan proyeksi mereka terhadap hasil aktual ada kecenderungan agar estimasi diperbaiki. Bias yang disengaja atau tidak disengaja akan diobservasi dan dieliminasi , metode peramalan yang baru dilihat sebagai kebutuhan dan orang-orang cenderung untuk berbuat lebih baik termasuk membuat ramalan, jika mereka mengetahui bahwa tindakannya dimonitor
b.      Meningkatkan operasi
Perusahaan dijalankan oleh manusia dan mereka yang dapat melaksanakan pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Apabila mengenai investasi maka para anggota mempertaruhkan reputasinya pada lini ini. Jika biaya berada diatas yang diperkirakan maka penjualan akan berada dibawah yang diharapkan dan sebaliknya, eksekutif terdorong untuk meningkatkan operasi dan memberikan hasil mendekati yang diramalkan.

2.7 Peraturan Keputusan Penganggaran Modal
Ada 5 metode yang dapat digunakan untuk memberi peringkat proyek dan memutuskan apakah suatu proyek itu harus diterima atau di tolak, dan dimasukkan ke dalam anggaran modal atau tidak. Beberapa metode penilaian itu antara lain :
·         Pemulihan (payback)
·         Pemulihan yang didiskontokan
·         Nilai sekarang bersih ( NPV )
·         Tingkat pengembalian internal ( IRR )
·         Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi ( MIRR )

2.7.1        Periode pemulihan ( Payback ) dan Pemulihan yang di Diskontokan
Metode ini didefenisikan sebagai ekspetasi jumlah tahun yang diperluakan untuk menutupi investasi awal, dan merupakan metode formal pertama yang digunakan untuk mengevaluasi proyek penganggaran modal.

Payback =Tahun sebelum penutupan penuh +
            Semakin pendek periode pemulihan, maka semakin baik. Dalam metode ini, apabila perushaan sudah mendapatkan hasil analisinya, maka harus ada pemilihan terhadap proyek yang akan dipilih. Mutually exclusive berarti, jika satu proyek diplih, maka yang lainnya harus ditolak. Sedangkan proyek independen merupakan proyek dimana arus kasnya tidak bergantung satu dengan yang lainnya.
            Beberapa perusahaan menggunakan suatu varian pemulihan reguler, yaitu periode pemulihan yang didiskontokan, yang mana hal ini juga serupa dengan periode pemulihan secara reguler, kecuali bahwa arus kas yang diharapkan didiskontokasn dengan biaya modal proyek. Jadi, periode pemulihan yang didiskontokan didefenisikan sebagai jumlah tahun yang dibuthkan untuk menutup investasi dari arus kas bersih yang didskontokan.
            Pada pemulihan ( payback ) adalah jenis perhitungan “impas” ( breakeven ), yang mana artinya adalah jika arus kas masuk berada pada tingkat yang diharapkan sampai tahun pemulihan, maka proyek itu akan impas.
Pada pemulihan secara reguler, tidak memperhitungkan adanya biaya modal, tidak ada biaya utang atau ekuitas yang digunakan untuk menjalankan proyek tercermin dalam arus kas satau perhitungan. Pemulihan yang didiskontokan memperhitungkan biaya modal, hal ini memperlihatkan tahun impas setelah tertutupnya biaya utang dan ekuitas.
Kelemahan utama dari metode ini adalah bahwa metode ini mengabaikan arus kas yang dibayarkan atau yang diterima setelah periode pemulihan. Walaupun metode tersebut memiliki beberapa kesalahan, namun metode tersebut memberikan informasi tentang berapa lama dana akan terikat dalam proyek.
Jadi, semakin pendek periode pemulihan, sementara yang lain dianggap konstan, semakin besar likuiditas proyek. Arus kas yang diharapkan dalam jangka panjang umumnya lebih berisisko daripada arus kas jangka pendek, maka pemulihan seringkali digunakan sebagai salah satu indikator dari tingkat risiko proyek.

2.7.2 Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Setelah kelemahan metode pemulihan, maka ada metode lain yang di jadikan sebagai alternatif pilihan dalam mengevaluasi keefektifan proyek. Salah satu metode seperti itu adalah metode nilai sekarang bersih (net present value = NPV ), dimana metode ini mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan ( discounted cash flow ). Beberapa proses dalam teknik ini antara lain :
·         Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar, yang didiskontokan pada modal proyek.
·         Jumlah arus kas yang didiskontokan ini merupakan hasil sebagai NPV proyek.
·         Jika NPV adalah positv, maka proyek harus diterima, sementara jika negativ, maka proyek tersebut harus di tolak.
Persamaan untuk NPV ini adalah:
NPV=CF0+  =
NPV          = net present value
CF             = arus kas bersih yang di harapkan
t                 = periode waktu yang ditentukan
k                = biaya modal proyek
n                = umur proyek
Alasan yang rasional untuk menggunakan metode ini adalah kejelasan yang disediakan oleh metode ini. NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang dibutuhkan atas  modal.
Apabila NPV yang dihasilkan positiv, maka proyek tersebut akan menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibuthkan untuk menutupi utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham, dan kelebihan kas ini hanya akan bertambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika perusahaan mengambil proyek yang menghasilkan perhitungan NPV positiv, maka akan memberikan peningkatan terhadap posisi pemegang saham dalam perusahaan.

2.7.3        Tingkat Pengembalian Internal ( IRR )
IRR didefenisiskan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang dari biaya proyek.

                  PV ( arus masuk ) = PV ( biaya investasi )
CF0+
                                                NPV =
            Jika arus kas adalah konstan dari tahun ke tahun, maka kita akna memmiliki anuitas, dan kita dapat menggunakan faktor anuitas untuk mencari IRR. Namun, apabila arus kas tidak konstan, maka akan sulit untuk menghitung IRR.
            Secara matematis, baik metode NPV maupun  IRR akan memberikan keputusan menerima atau menolak yang sama atas proyek independen, karena jika NPV positiv, maka IRR akan melebihi k. Namun, NPV dan IRR dapat membuat peringkat yang berbeda untuk proyek mutually excusive .
            Ada beberapa alasan rsional mengapa tingkat diskonto tertentu menyamakan biaya proyek dengan nilai sekarang penerimaannya, antara lain :
·         IRR proyek adalah tingkat pengembalian yang diharapakan (expected return)
·         Jika IRR melebihi biaya dana yag digunakan untuk membiayai proyek, maka akan terdapat surplus setelah pembayaran modal, dan surplus ini akan menjadi bagian pemegang saham.
·         Oleh karena itu, memilih proyek yang IRR nya melebihi biaya modal meningkatkan kekayaan pemegang saham.
·         Disisi lain, apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal, maka memilih proyek ini akna menimbulkan biaya bagi pemegang saham sekarang.
·         Hal ini merupakan karaktertistik breakeven yang mebuat IRR berguna dalam megevaluasi proyek modal.

2.7.4            Tingkat Pengembalian Internal yang diModifikasi (MIRR)
Para manajer lebih menarik untuk mengevaluasi investasi dalam istilah persentase tingkat pengembalian dibandingkan dolar NPV. Kita dapat memodifikasi IRR dan menjadikan indikator profitabilitas yang relatif lebih baik, sehingga lebih baik untuk digunakan dalam penganggaran modal.
MIRR memiliki keunggulan yang signifikan apabila dibandingkan dengan IRR biasa. MIRR mengasumsikan bahwa arus kas dari semua proyek direinvestasikan pada biaya modal. Sedangkan pada IRR reguler mengasumsikan bahwa arus kas dari setiap proyek diinvestasikan pada IRR proyek. Karena reinvestasi pada biaya modalumumnya lebih benar, maka MIRR adalah indikator yang lebih baik dari profitabilitas proyek yang sesungguhnya.
Kita dapat menyimpulkan bahwa MIRR lebih unggul daripada IRR reguler sebagai indikator dari tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya atau tingkat pengembalian jangka panjang.
Rumus :
                                PV Biaya = PV nilai terminal



kasus
Capital Budgeting


CONTOH SOAL
PT. Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk di analisis. Data tentang kedua proposal proyek tersebut adalah sebagai berikut:

Proyek “A”
Proyek “B”
Kebutuhan investasi
Rp 250.000.000
Rp 200.000.000
Nilai residu
Rp  50.000.000
Nihil
Umur ekonomis
5 tahun
5 tahun
Bunga modal
15%
15%
Pola penjualan untuk lima tahun mendatang sebagai berikut :

Proyek “A”
Proyek “B”
Tahun 1
Rp 525.000.000
Rp 400.000.000
Tahun 2
Rp 400.000.000
Rp 400.000.000
Tahun 3
Rp 550.000.000
Rp 200.000.000
Tahun 4
Rp 450.000.000
Rp 250.000.000
Tahun 5
Rp 150.000.000
Rp 250.000.000
Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah sebagai berikut :

Proyek “A”
Proyek “B”
Biaya tetap per tahun
Rp 100.000.000
RP  75.000.000
Biaya variabel
60%
50%
Pajak keuntungan
40%
40%
Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek “A” maupun proyek “B”.

Ditanyakan :
1. Menentukan pola EAT untuk kedua proyek
2. menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP (Pay Back Period)
3. Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan NPV (discount rate 15%)
4. Hitunglah profitability indek kedua proyek
5. Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat contigent? dengan asumsi dana cukup tersedia.

Penyelesaian :

1.  Pola EAT proyek “A” (dalam rupiah)
Th
Penjualan (Rp)
FC        (Rp)
VC        (Rp)
TC         (Rp)
EBT         (Rp)
Pajak 40% (Rp)
EAT        (Rp)
1
525.000.000
100.000.000
315.000.000
415.000.000
110.000.000
44.000.000
66.000.000
2
400.000.000
100.000.000
240.000.000
340.000.000
60.000.000
24.000.000
36.000.000
3
550.000.000
100.000.000
330.000.000
430.000.000
120.000.000
48.000.000
72.000.000
4
450.000.000
100.000.000
270.000.000
370.000.000
80.000.000
32.000.000
48.000.000
5
150.000.000
100.000.000
90.000.000
190.000.000
(40.000.000)
-
(40.000.000)

Pola EAT proyek “B” (dalam rupiah)
Th
Penjualan (Rp)
FC        (Rp)
VC        (Rp)
TC         (Rp)
EBT         (Rp)
Pajak 40% (Rp)
EAT        (Rp)
1
400.000.000
75.000.000
200.000.000
275.000.000
125.000.000
50.000.000
75.000.000
2
400.000.000
75.000.000
200.000.000
275.000.000
125.000.000
50.000.000
75.000.000
3
200.000.000
75.000.000
100.000.000
175.000.000
25.000.000
10.000.000
15.000.000
4
250.000.000
75.000.000
125.000.000
200.000.000
50.000.000
20.000.000
30.000.000
5
250.000.000
75.000.000
125.000.000
200.000.000
50000.000
20.000.000
30.000.000

2.  Pola Proceed proyek “A”                              Pola Proceed proyek “B”   
Th
EAT
Penyusutan
Proceed

Th
EAT
Penyusutan
Proceed
1
400.000.000
75.000.000
200.000.000

1
125.000.000
50.000.000
75.000.000
2
400.000.000
75.000.000
200.000.000

2
125.000.000
50.000.000
75.000.000
3
200.000.000
75.000.000
100.000.000

3
25.000.000
10.000.000
15.000.000
4
250.000.000
75.000.000
125.000.000

4
50.000.000
20.000.000
30.000.000
5
250.000.000
75.000.000
125.000.000

5
50000.000
20.000.000
30.000.000


Proceed proyek “A”

Proceed proyek “B”
Tahun 1
Rp. 106.000.000

Tahun 1
Rp.   115.000.000

Tahun 2
Rp.   76.000.000
+
Total out lay
Rp.   200.000.000
-
Jumlah
Rp.   182.00.000

Kekurangan
Rp.     85.000.000

Total out lay
Rp. 250.000.000
-



Kekurangan
Rp.   68.000.000




Waktu =  x 12 bulan            Waktu =  x 12 bulan
Waktu = 7,3 bulan                                     Waktu = 8,9 bulan
PBP proyek “A” = 2 tahun                       PBP proyek “B” = 1 tahun 8,9 bulan
Proyek yang baik di pilih berdasarkan PBP adalah proyek “B”

3.  Net present value
Proyek “A”

Proyek “B”
Proceed
DF 15%
PV

Proceed
DF 15%
PV
106.000.000
0,870
92.220.000

115.000.000
0,870
100.050.00
76.000.000
0,756
57.456.000

115.000.000
0,756
86.940.000
112.000.000
0,658
73.696.000

55.000.000
0,658
36.190.000
88.000.000
0,572
50.336.000

70.000.000
0,572
40.040.000
50.000.000
0,497
24.850.000

70.000.000
0,497
34.790.000
Total present value
298.558.000

Total present value
298.010.000
Present value out lay
250.000.000

Present value out lay
200.000.000
Net present value (NPV)
48.558.000

Net present value (NPV)
98.010.000

Proyek yang baik untuk dipilih berdasarkan NPV adalah proyek “B”





4.  Profitability indek (PI)
Proyek “A”                                                    Proyek “B” 
PI =  = 1,19                              PI =  = 1,49

5.  PI gabungan =  = 1,33
Kesimpulan : kedua proposal proyek dapat diterima karena menghasilkan PI gabungan lebih besar dari satu.






                           












DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene.F Gepenski, Louis C. 2008. Financial Manajemen Theory and Practice
Ross Westerfield Jeff. 2010. Corporate Finance 9th Edition. Irwin, McGraw-Hill

3 komentar: